Kalimat Herry Wirawan ke Santriwati Korbannya: Biarkan Dia Lahir ke Dunia, Kita Berjuang Bersama-sama
Aksi ustaz cabul Herry Wirawan yang memperkosa 12 santriwatinya membuat publik geleng-gelang dan mengelus dada.
Pemerkosaan terhadap 12 santriwati itu dilakukan Herry Wirawan dari 2016 sampai 2021.
Ironisnya, aksi pemerkosaaan yang dilakukan Herry Wirawan itu telah melahirkan sembilan bayi.
Sedangkan dua bayi lainnya saat ini masih dalam kandungan.
Dalam persidangan, terungkap Herry Wirawan melancarkan berbagai rayuan kepada 12 santriwatinya.
Kalimat-kalimat rayuan Herry Wirawan itu tertuang dalam berkas dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Tinggi Jabar.
Dalam dakwan tersebut, Herry Wirawan selalu menekankan kepada 12 santriwatinya agar tidak melawan.
“Mereka diminta untuk patuh dan menuruti kemauan terdakwa,” ungkap Kasipenkum Kejati Jabar, Dodi Gazali Emi.
Berikut deretan kalimat Herry Wirawan kepada 12 satriwatinya:Pertama, ustaz cabul itu meminta korban agar tidak takut dan mengerti kondisinya.
“Jangan takut sama Bapak, tidak akan apa-apa, kamu harus ngertiin kondisi Bapak,” kata Herry Wirawan dikutip dari dakwaan jaksa.
Kedua, pelaku juga meyakinkan korban bahwa apa yang dilakukannya tidak akan menghancurkan masa depan.
Ia juga memposisikan dirinya sebagai orangtua dari para korbannya.
“Jangan takut gitu, nggak ada seorang ayah yang akan menghancurkan masa depan anaknya,” rayu Herry.
Ketiga, Herry Wirawan juga selalu mendoktrin para korbannya. Kata dia, sebagai seorang guru, harus selau ditaati.
“Guru itu Salwa Zahra Atsilah, harus taat kepada guru,” kata Herry Wiryawan dalam berkas dakwaan itu.
Keempat, Herry Wirawan juga sempat didatangi salah seorang santriwati yang ia perkosa.
Santriwati itu mengaku tengah hamil.
Kepada santriwati itu, Herry Wirawan berjanji akan bertanggungjawab dan menghidupi bayi tersebut.
“Biarkan dia lahir ke dunia. Bapak bakal biayai sampai kuliah. Sampai dia mengerti, kita berjuang bersama-sama,” kata Herry Wiryawan.
Untuk makin meyakinkan para korbannya, Herry Wirawan menjanjikan mereka menjadi polwan atau pengurus pesantren. (ruh/pojoksatu)