Awalan

Meninggal Tanpa Kehadiran Anak-Anak, Kisah Mbah Kadiyem Ini Sungguh Memilukan

 

Sungguh sebuah hal yang sangat memilukan ketika harus terpisah dengan anak dan cucu. Itu juga yang dirasakan oleh seorang nenek bernama Mbah Kadiyem yang ditelantarkan oleh anak-anaknya selama sepuluh tahun. Hingga akhir hayatnya, nenek 85 tahun yang tinggal di Dusun Ngulubang Desa Mlilir Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun ini hanya dihadiri oleh keponakannya saja yang bernama Masinah (60 tahun).
Bagaimana-Rasanya-Meninggal-Dunia-Tanpa-Kehadiran-Anak-anak-Ini-Kisah-Menyedihkan-Mbah-Kadiyem
Mbah Kadiyem meninggal tanpa kehadiran anak (Kompas.com)Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Mbah Kadiyem yang tinggal di pinggiran sawah tersebut mengatakan bahwa dirinya ingin pulang dan meminta Masinah untuk menungguinya. Tak berapa lama, suhu tubuh Mbah Kadiyem pun meninggi dan setelah itu si Mbah terdiam. Ternyata ia dinyatakan telah meninggal dunia.
Dalam kondisi yang tanpa kehadiran anak-anak, Mbah Kadiyem meninggal dengan tenang. Bahkan banyak warga yang datang bertazkiyah.
“Pak Danramil juga datang melayat kesini,” ujar Masinah, seperti dikutip dari Kompas.
Sementara itu tetangganya yang bernama Sulami sempat menelepon anak Mbah Kadiyem yang berada di Lampung sesaat setelah si Mbah meninggal. Namun hingga saat ini anaknya tak pernah datang untuk melihat.
Selama hidup, Mbah Kadiyem menjadi perhatian banyak orang karena hidupnya yang mengandalkan belas kasihan dari tetangga. Ini karena selama tiga tahun terakhir, ia tidak mampu lagi berdiri apalagi bekerja.
Kondisinya yang serba kesusahan dan tidak ada yang merawat membuat Sulami yang tinggal di depan rumah Mbah Kadiyem pun terketuk hatinya untuk merawat. Padahal kehidupan Sulami sebagai buruh tani sangat pas-pasan. Meski demikian ia tetap berusaha merawat Mbah Kadiyem sebaik mungkin.
“Dulu sebelum kondisi Mbah Kadiyem tak berdaya, dia masih bisa menghidupi dirinya sendiri. Tapi setelah badannya lemas empat tahun terakhir, saya yang memberi makan, minum, memandikan hingga membersihkan kotoran hajatnya karena mbah Kadiyem tidak bisa berdiri dan berjalan lagi,” kata Sulami di rumah Kadiyem, Senin (6/3) siang.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel

Iklan bawah Artikel

Iklan pintar Artikel