Kisah Perempuan Ingin Menikah dengan Tuhan
Setiap laki-laki waras pasti mengharapkan pendamping hidupnya adalah menikahi seorang perempuan yang solehah juga tanggung jawab atas segala kewajibannya dan dekat dengan Allah. Pun juga perempuan mengharapkan hal yang sama, yakni mendapat seorang pendamping hidup laki-laki soleh dan tanggung jawab atas segala kewajibannya.
Berkaitan dengan pernikahan, ada kisah yang sangat menarik tentang seorang tokoh sufi perempuan bernama Rabi'ah Adawiyah. Beliau merupakan seorang tokoh sufi yang mengajarkan tentang mahabbah (cinta) ila Allah.
Barangkali, dikalangan cendikiawan kisahnya cukup populer, akan tetapi masih relevan untuk kita renungkan saat ini. Berikut ini adalah kisahnya.
Pada suatu ketika, ada seorang pemimpin yang sangat berwibawa dan disegani yang datang kepada Rabi'ah Adawiyah dengan bermaksud untuk mempersunting menjadi istrinya.
Kemudian Rabi'ah Adawiyah pun bertanya: "Apa yang kamu sukai dariku?". "Aku suka matamu", jawab pemimpin itu. Mendengar gombalan itu, Rabi'ah Adawiyah pun tidak tertarik, malah ia menjawab: "Kalau begitu, congkel saja mataku, lalu kau simpan itu". Mendengar ungkapan tersebut, sang pemimpin itu pun mengurungkan niat untuk melamarnya.
Sementara di lain waktu, ada juga seorang alim yang datang dengan maksud yang sama, yakni melamar Rabi'ah Adawiyah.
Kemudian Rabi'ah Adawiyah pun bertanya: "Jika aku menikah denganmu, apakah kamu bisa menjamin aku bertemu Allah?". Mendengar pertanyaan itu, sang alim pun bingung dan menjawab: "tentu saja saya tidak bisa".
Karena, jangankan untuk mempertemukan Rabi'ah Adawiyah dengan Tuhan, menjamin dirinya pun juga tidak bisa. Alhasil, sang alim pun gagal juga dalam mengambil hati perempuan solehah tersebut.
Setelah mendengar jawaban sang alim, akhirnya Rabi'ah Adawiyah pun mengatakan: "Kalau begitu, saya akan menikah dengan Tuhan saja".
Kisah tersebut menggambarkan bahwa betapa mabuknya seorang sufi perempuan itu kepada Allah.
Sehingga dengan kecintaan yang mendalam itu kepada Allah, dirinya sudah tidak lagi butuh apapun di muka bumi ini. Walaupun Rabi'ah Adawiyah sendiri bukan orang yang menentang sebuah pernikahan.
Cintanya dia kepada Allah melebihi hawa nafsunya, sehingga ia tidak lagi peduli dengan dirinya sendiri. Karena, ketika mabuk cinta itu yang terpenting adalah kekasihnya.
Salah satu ungkapan Rabi'ah Adawiyah yang populer dikalangan para cendekiawan adalah “Ya Allah, jika ibadahku ini hanya menginginkan surga-Mu, maka bakarlah aku di neraka. Karena aku hanya ingin bertemu dengan-Mu dan yang ku minta adalah rida-Mu".
Demikianlah kisah singkatnya, semoga kita semua dapat mencapai cinta yang hakiki kepada Allah SWT.