Awalan

Lautan Manusia Sejauh Mata Memandang, Warga Ukraina Berebut Naik Kereta Usai Gempuran Hebat Rusia di Karkhiv

 


 Terjepit bersama di peron kereta api, lautan tragedi manusia tampak membentang sejauh mata memandang di Stasiun Kereta Kharkiv.

Dikutip dari DailyMail, Selasa 8 Maret 2022, massa warga sipil yang melarikan diri dari perang berjuang demi setiap inci ruang di stasiun.

Semua semua berupaya meninggalkan neraka invasi Rusia. Para ibu dan keluarga, tua dan muda, semua menjejali sepuluh gerbong kereta yang ada.

Pemandangan di Kharkiv pada akhir pekan ini terjadi di seluruh Ukraina ketika ribuan orang mencoba melarikan diri dari serangan Rusia.

Kemarin Kremlin menawarkan untuk ketiga kalinya untuk membuka 'koridor kemanusiaan' dan membiarkan warga sipil meninggalkan kota-kota besar selama gencatan senjata terbatas.

Tapi terungkap penawaran ini merupakan jebakan karena beberapa rute akan membawa warga Ukraina langsung ke Rusia, negara di balik semua kematian dan kehancuran negaranya.

Rencana itu ditolak dan dianggap sebagai tindakan tak bermoral dan tidak dapat diterima. Menteri Inggris, James Cleverly menyebutnya omong kosong.

Satu jalan yang seharusnya aman dari kota pelabuhan selatan Mariupol misalnya akan langsung membuat warga melewati ladang ranjau.

Rusia kemarin pagi menawarkan enam rute untuk memungkinkan warga sipil meninggalkan Mariupol, Kharkiv, Sumy dan ibu kota Kyiv.

Tetapi faktanya pasukan Vladimir Putin terus menyerang beberapa kota dengan roket bahkan setelah pengumuman gencatan senjata.

Dan di tengah pertempuran sengit yang berkecamuk di banyak tempat sekitar 2.000 orang berhasil keluar dari kota Irpin, dekat Kyiv, kata polisi, Senin.

Warga lansia terpaksa berjalan pelan menuju sungai dan menggunakan papan untuk menyebeeang setelah jembatan diledakkan militer Ukraina untuk memperlambat pasukan Rusia.

Dominik Stillhart, dari Komite Internasional Palang Merah mengatakan kepada BBC, "Sejauh ini, sayangnya, kami hanya melihat kesepakatan di atas kertas saja.”

Tak ada kesepakatan detail tentang waktu, jalur jalan atau apakah warga bisa keluar.

“Kami memiliki tim di Mariupol di lapangan. Mereka sudah siap pada hari Minggu, meskipun faktanya tidak sepenuhnya jelas apa sebenarnya kesepakatan itu,” ujarnya menyesalkan.***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel

Iklan bawah Artikel

Iklan pintar Artikel