Kisah perjuangan Nenek Penjual Bunga yang Kayuh Sepeda 20 KM Demi Naik Haji ke Makkah
Kamis, 18 Maret 2021
Edit
Ibadah haji merupakan salah sat bentuk penghambaan diri kepada perintah ALLAH SWT. Bagi yang mampu, mereka wajib melaksanakan rukun Islam ke-5 ini. Namun apa yang dilakukan oleh nenek Marsiyem ini membuat terenyuh siapa saja. Bayangkan, di usianya yang telah senja, semangatnya untuk pergi berhaji begitu kuat meski dihimpit keterbatasan ekonomi.
Bahkan, ia harus rela menempuh jarak hingga 20 km setiap hari agar bisa menyimpan uang untuk tabungan haji. Bukan tanpa sebab, profesinya sebagai penjual bunga kenanga mengharuskan nenek Marsiyem mengayuh sepedanya menuju tiga desa di Blitar, yaitu Purwokerto, Karanggayam dan Pakisrejo. Lantas, apa yang menjadi rahasia kuatnya si nenek yang kini menginjak usia 90 tahun itu?
“Resepnya bersyukur terus sama Allah. Sama setiap pagi senam,” ungkap Nenek Marsiyem yang dilansir news.detik.com.
“saya biasa simpan Rp 20 ribu untuk ditabung. Pokonya harus ada yang di sisihkan” Jelasnya yang dilansir dari news.detik.com.
Tak hanya rajin bersyukur, Nenek Marsiyem ternyata konsisten menjaga dua ibadah penting yang dianjurkan dalam agama Islam. Apa itu? Selain tak pernah meninggalkan shalat wajib, Nenek 90 tahun ini juga menjaga ibadah Tahajud di sepertiga malam dan Dhuha di awal waktu pagi.
Ia beralasan, bahwa jika ingin dilancarkan rezekinya oleh Tuhan yang Maha Kuasa, jangan pernah meninggalkan shalat wajib. Juga ibadah lainnya seperti Tahajud dan Dhuha. Hingga akhirnya, nenek Marsiyem pun bisa berangkat ke tanah suci setelah menabung selama 20 tahun.
Dirinya juga tercatat sebagai Calon Jamaah Haji (CHJ )tertua. Di mana nenek Marsiyem termasuk ke dalam kloter 56 embarkasi Juanda bersama 902 CJH lainnya asal Kabupaten Blitar. Hanya tinggal menunggu waktu, nenek Marsiyem bakal datang bertamu ke rumah ALLAH di tanah Arab. Masyallah ya Sahabat Boombatis!
Bahkan, ia harus rela menempuh jarak hingga 20 km setiap hari agar bisa menyimpan uang untuk tabungan haji. Bukan tanpa sebab, profesinya sebagai penjual bunga kenanga mengharuskan nenek Marsiyem mengayuh sepedanya menuju tiga desa di Blitar, yaitu Purwokerto, Karanggayam dan Pakisrejo. Lantas, apa yang menjadi rahasia kuatnya si nenek yang kini menginjak usia 90 tahun itu?
“Resepnya bersyukur terus sama Allah. Sama setiap pagi senam,” ungkap Nenek Marsiyem yang dilansir news.detik.com.
Menjalani profesi sebagai penjual bunga selama 70 tahun, nenek Marsiyem memaknai perjalanan hidupnya dengan lebih bijaksana. Di sisa usianya, ia beranggapan bahwa umurnya kini hanya tinggal untuk beribadah kepada sang pencipta. Ia tak lagi bekerja sekeras saat dirinya masih berusia muda.
“saya biasa simpan Rp 20 ribu untuk ditabung. Pokonya harus ada yang di sisihkan” Jelasnya yang dilansir dari news.detik.com.
Tak hanya rajin bersyukur, Nenek Marsiyem ternyata konsisten menjaga dua ibadah penting yang dianjurkan dalam agama Islam. Apa itu? Selain tak pernah meninggalkan shalat wajib, Nenek 90 tahun ini juga menjaga ibadah Tahajud di sepertiga malam dan Dhuha di awal waktu pagi.
Ia beralasan, bahwa jika ingin dilancarkan rezekinya oleh Tuhan yang Maha Kuasa, jangan pernah meninggalkan shalat wajib. Juga ibadah lainnya seperti Tahajud dan Dhuha. Hingga akhirnya, nenek Marsiyem pun bisa berangkat ke tanah suci setelah menabung selama 20 tahun.
Dirinya juga tercatat sebagai Calon Jamaah Haji (CHJ )tertua. Di mana nenek Marsiyem termasuk ke dalam kloter 56 embarkasi Juanda bersama 902 CJH lainnya asal Kabupaten Blitar. Hanya tinggal menunggu waktu, nenek Marsiyem bakal datang bertamu ke rumah ALLAH di tanah Arab. Masyallah ya Sahabat Boombatis!